Jumat, 03 Desember 2010

konsep dasar bimbingan kelompok

Dasar bimbingan kelompok pertama kali dilaksanakan di Amerika Serikat yang dipelopori oleh Frank Parsons pada awal abad ini, sama seperti bimbingan secara individual. Tidak lama setelah Frank Parsons mencanangkan konsepsinya tentang bimbingan jabatan beberapa sekolah di jenjang pendidikan menengah mulai mengelola program kegiatan bimbingan kelompok, dengn memanfaatkan kelompok structural yang sudah terbentuk yaitu unit/satuan kelas (winkel: 2004).
a. Pengertian bimbingan kelompok
Romlah (1989: 3) mengemukakan bahwa: “Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok”. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Gadza (Prayitno, 1995: 308) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekolompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. ”. Gazda juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial.
Bimbingan kelompok (Amti dan Marjohan: 1995) adalah bimbingan yang diberikan kepada sekolompok dengan memakai pola yang sederhana memberikan arti bahwa bimbingan kelompok diberikan kepada sekolompok individu yang mengalami masalah yang sama serta merupakan usaha membantu individu-individu dengan memamfaatkan suasana yang berkembang dalam kelompok itu.
Hallen (2005: 80-81) mengemukakan defenisi dari bimbingan kelompok, yaitu :
”bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan baru dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupan sehari-hari dan untuk perkembangan dirinya sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan tertentu”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan kepada individu dalam situasi kelompok, yang mengalami masalah yang sama dan melalui dinamika kelompok.
Jenis-jenis bimbingan kelompok terdiri atas dua yaitu: (1) bimbingan kelompok bebas, dimana dalam kegiatannya para anggota kelompok bebas mengemukakan pikiran dan perasaanya dalam kelompok dan selanjutnya apa yang disampaikan mereka dalam kelompok itulah yang menjadi pokok bahasan kelompok. (2) bimbingan kelompok tugas, salah satu bentuk penyelenggaraan bimbingan kelompok di mana arah dan isi kegiatan kelompok itu tidak ditentukan oleh anggotanya melainkan diarahkan kepada penyelesaian suatu tugas (Amti Dan Marjohan: 1993).
b. Komunikasi dan interaksi dalam bimbingan kelompok
1) Model Komunikasi dan Interaksi
Unsur utama dalam bimbingan kelompok adalah adanya interaksi antar sesame anggota kelompok. Dalam interaksi ini masing-masing anggota kelompok mengemukakan pikiran, perasaan, dan gagasan-gagasan yang akhirnya bermuara pada pemecahan masalah.
Menurut Amti & Marjohan (1995), keberhasilan bimbingan kelompok ditentukan oleh komunikasi dan interaksi yang dapat terjadi di dalamnya. Ada empat model komunikasi dan interaksi dalam kelompok yaitu: (1) Komunikasi satu arah, (2) Komunikasi dua arah, (3) Komunikasi banyak arah, dan (4) Komunikasi multi arah.
2) Peranan Anggota dan Pimpinan Kelompok
a) Peranan anggota kelompok
Anggota memegang peranan penting dalam bimbingan kelompok. Sebagian besar isi, arah, dan tujuan bimbingan kelompok banyak ditentukan oleh peranan anggotanya. Beberapa peranan yang harus dijalankan anggota kelompok adalah :
(1) Membantu terbinanya suasana keakraban dalam kelompok
(2) Membantu tercapainya tujuan bersama
(3) Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok
(4) Mampu berkomunikasi secara terbuka dalam kelompok
(5) Berusaha membantu teman-teman dalam kelompok, dan
(6) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok.
b) Peranan pemimpin kelompok
Sebagai mana halnya dengan anggota kelompok, pemimpin kelompok juga memegang peranan yang penting dalam bimbingan kelompok. Beberapa peranan yang harus dijalankan oleh pemimpin kelompok adalah:
(1) Memberikan bantuan dan pengarahan kepada kelompok. Bantuan dan pengarahan ini dapat menyangkut isi dan dapat juga menyangkut proses kegiatan kelompok itu sendiri.
(2) Memusatkan perhatian pada suasana perhatian pada suasana perasaan yang berkembang, baik perasaan anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok.
(3) Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kea rah yang dimaksudkan maka perlu memberikan arahan yang dimaksudkan.
(4) Memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok.
(5) Mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan, pendamai, dan pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan.
(6) Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.
c. Dinamika kelompok
Dinamika kelompok merupakan jiwa bagi pelaksanaan bimbingan kelompok, inilah yang akan menentukan gerak dan arah pencapaian tujuan dalam kelompok. Dinamika kelompok ini dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bimbingan kelompok melalui layanan bimbingan kelompok Prayitno (1995: 65).
1) Dinamika kelompok adalah jiwa dan semangat kelompok.
Prayitno (1995: 65) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok bermaksud memanfaatkan dinamika kelompok sebagai media dalam upaya membimbing individu-individu yang memerlukan. Media dinamika kelompok ini adalah unik dan hanya dapat ditemukan dalam suatu kelompok yang benar-benar hidup. Dalam bimbingan kelompok dinamika kelompok dengan sengaja ditumbuhkembangkan yang semulanya masih sangat lemah, atau belum ada sama sekali, ditumbuhkan dan dikembangkan sehingga menjadi kuat dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bimbingan kelompok.
2) Tugas guru pembimbing dalam membentuk dinamika kelompok
Guru pembimbing yang menyelenggarakan bimbingan kelompok sangat berkepentingan untuk mengembangkan dinamika kelompok dalam kelompok itu. Bahkan pengembangan dinamika kelompok itu merupakan tugas utama pertama.
3) Perwujudan dinamika kelompok
Perwujudan dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok akan mencapai tujuan ganda, yaitu mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri untuk diperolehnya kemampuan-kemampuan sosial, kepribadian yang mantap, keterampilan berkomunikasi secara efektif, informasi, wawasan, pemahaman, nilai, dan sikap, serta berbagai alternatif yang akan memperkaya dan mungkin bahkan dapat mereka praktikan. Prayitno (1995: 67).
d. Tujuan bimbingan kelompok
Tujuan dalam bimbingan kelompok terdiri atas dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1) Tujuan umum
Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Suasana yang berkembang dalam bimbingan kelompok itu dapat merupakan wahana di mana masing-masing murid dapat memanfaatkan informasi, tanggapan dan berbagai reaksi teman-temannya untuk kepentingan pemecahan masalah-masalah yang dihadapinya.
Di samping untuk kepentingan masalah, bimbingan kelompok juga bertujuan mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok, pengembangan pribadi itu akan diperoleh anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan itu baik suasana yang menyenangkan ataupun suasana yang tidak menyenangkan (Nurihsan: 2005)
2) Tujuan khusus
Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:
a) Melatih murid-murid untuk berani mengemukakan pendapat dihadapan teman-temannya, yang pada gilirannya dapat di manfaatkan untuk ruang lingkup yang lebih besar seperti berbicara dihadapan orang banyak, di forum-forum resmi dan sebagainya.
b) Melatih murid-murid untuk dapat bersikap terbuka dalam kelompok.
c) Melatih murid-murid untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
d) Melatih murid-murid untuk dapat bertenggang rasa dengan orang lain.
e) Melatih murid-murid untuk memperoleh keterampilan sosial.
f) Membantu murid-murid untuk memahami dan mengenali dirinya dalam berhubungan dengan orang lain.
Dengan memperhatikan tujuan khusus di atas, dapat dikemukakan bahwa setelah para murid selesai mengikuti bimbingan kelompok, diharapkan para murid akan berkembang sikap dan keterampilannya sebagai berikut:
a) Sikap tidak mau menang sendiri, tidak bermaksud menyenangkan orang lain, tidak gegabah dalam berbicara, ingin membantu orang lain, lebih melihat aspek positif dalam menanggapi teman-temannya, sopan, bertenggang rasa, menahan dan mengendalikan diri, mau mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan pendapat sendiri, dan mendengar pendapat orang lain.
b) Keterampilan mengemukakan pendapat pada orang lain, menerima pendapat orang lain secara tepat dan positif.
e. Pelaksanaan bimbingan kelompok
Kegiatan bimbingan kelompok berlangsung dalam 4 tahap, yaitu 1) tahap pembentukan, 2) tahap peralihan, 3) tahap kegiatan, dan 4) tahap pengakhiran, Prayitno (1995: 40). Sedangkan menurut Nurihsan (2005) penyelenggaraan bimbingan memerlukan persiapan dan praktik pelaksanaan yang memadai, dari langkah awal sampai dengan evaluasi dan tindak lanjutnya.
1) Langkah awal
Langkah awal atau tahap awal diselenggarakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai dengan mengumpulkan para peserta yang siap untuk melaksanakan kegiatan kelompok. Langkah awal dimulai dengan penjelasan tentang adanya layanan bimbingan kelompok bagi para siswa, pengertian, tujuan dan kegunaan bimbingan kelompok. Setelah penjelasan ini langkah selanjutnya menghasilkan kelompok yang langsung merencanakan waktu dan tempat menyelenggarakan bagian kegiatan bimbingan kelompok.
2) Perencanaan kegiatan
Perencanaan kegiatan bimbingan meliputi penetapan:
a) Materi layanan.
b) Tujuan yang ingin dicapai.
c) Sasaran kegiatan.
d) Bahan dan sumber bahan untuk bimbingan kelompok.
e) Rencana penilaian, dan
f) Waktu dan tempat.
3) Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan yang telah direncanakan itu selanjutnya dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut:
a) Persiapan menyeluruh yang meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya); persiapan bahan, persiapan keterampilan dan persiapan adminiatrasi. Mengenai persiapan keterampilan untuk penyelenggaraan bimbingan kelompok, guru pembimbing diharapkan mampu melaksanakan tekhnik-tekhnik sebagai berikut:
1) Teknik umum, yaitu “Tiga M” mendengarkan dengan baik, memahami secara penuh, merespon secara tepat dan positif, dorongan minimal, penguatan dan keruntutan.
2) Keterampilan memberikan tanggapan mengenai perasaan peserta, mengungkapkan perasaan sendiri dan merefleksikan.
3) Keterampilan memberikan pengarahan, memberikan informasi, memberikan nasehat, bertanya secara langsung dan terbuka, mempengaruhi dan mengajak, menggunakan contoh pribadi, memberikan penafsiran, mengkonfrontasikan, mengupas masalah dan menyimpulkan.
4) Keterampilan memantapkan azas kerahasiaan kepada seluruh peserta.
b) Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan
Adapun tahap-tahap pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
1) Tahap pembentukan
Pada tahap ini merupakan tahap pengenalan diri dari anggota dalam kelompok. Tujuan tahap ini adalah agar anggota memahami maksud bimbingan kelompok. Dengan pemahaman itu akan memungkinkan anggota kelompok mau berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan bimbingan kelompok. Pemahaman itu selanjutnya akan menumbuhkan minat pada diri mereka untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Di samping itu tahap ini bertujuan untuk menumbuhkan suasana mengenal, percaya, menerima, dan membantu teman-teman yang ada dalam kelompok (Amti dan Marjohan: 1993)
2) Tahap peralihan
Tahap peralihan merupakan tahap transisi dari tahap pembentukan ke tahap ke tahap kegiatan. Dalam tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya,
b) Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya,
c) Membahas suasana yang terjadi,
d) Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota, dan
e) Kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama atau tahap pembentukan.
3) Tahap kegiatan
Tahap ini merupakan kegiatan inti dalam bimbingan kelompok. Sasaran yang ingin dicapai dalam tahap kegiatan ini adalah terbahasnya secara tuntas permasalahan yang dihadapi oleh anggota kelompok. Sasaran lain yang terpenting adalah terciptanya suasana untuk mengembangkan diri anggota kelompok, baik yang menyangkut pengembangan kemampuan berkomunikasi (mengajukan pendapat, menanggapi pendapat, terbuka, sabar, tenggang rasa dan sebagainya) maupun menyangkut dengan pemecahan masalah yang dikemukakan dalam anggota kelompok. Rangkaian kegiatan dalam tahap ini tergantung kepada bimbingan kelompok yang diselenggarakan apakah bimbingan kelompok bebas atau bimbingan kelompok tugas.
4) Tahap pengakhiran
Tahap ini merupakan tahapan penutup dalam satu atau seluruh rangkaian pertemuan kegiatan bimbingan kelompok. Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pemimpin kelompok pada tahap ini adalah:
a. Penyampaian pengakhiran kegiatan
b. Mengemukakan kesan-kesan
c. Penyampaian tanggapan-tanggapan
d. Pembahasan kegiatan lanjutan
e. Penutupan
4) Evaluasi kegiatan
Penilaian kegiatan bimbingan kelompok tidak ditujukan kepada hasil belajar yang berupa penguasaan pengetahuan ataupun keterampilan yang diperoleh para peserta, melainkan diorientasikan kepada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang dirasakan oleh mereka berguna. Evaluasi kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana. Dalam penilaian ini, siswa diminta mengungkapkan perasaannya, pendapatannya, harapannya, minat dan sikapnya terhadap berbagai hal baik yang telah dilakukan selama kegiatan kelompok (yang menyangkut isi maupun proses), maupun keterlibatan mereka untuk kegiatan serupa selanjutnya. Kepada para peserta juga dapat diminta untuk mengemukakan tentang hal-hal yang paling berharga atau kurang mereka senangi selama kegiatan bimbingan kelompok (Nurihsan: 2005)
Lebih jauh Prayitno (1995: 81), mengemukakn bahwa penilaian terhadap bimbingan kelompok lebih bersifat penilaian “dalam proses” yang dapat dilakukan melalui:
a) Mengamati partisipasi dan aktifitas peserta selama kegiatan berlangsung;
b) Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas;
c) Mengungkapkan kegunaan bimbingan kelompok bagi mereka dan perolehan mereka sebagai hasil dari keikutsertaan mereka;
d) Mengungkapkan minat dan sikap mereka tentang kemungkinan kegiatan lanjutan; dan
e) Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan bimbingan kelompok.
5) Analisis dan Tindak Lanjut
Hasil pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut kemajuan para peserta dan proses penyelenggaraan bimbingan kelompok. Tindak lanjut dapat dilaksanakan melalui bimbingan kelompok selanjutnya atau kegiatan yang dianggap sudah memadai dan selesai, oleh karena itu upaya tindak lanjut secara tersendiri dianggap tidak diperlukan (Nurihsan: 2005).